POTENSI KECERDASAN BUATAN UNTUK MENGGANTIKAN PERAN TENAGA KESEHATAN
Abstract
Kecerdasan buatan akhir-akhir ini digunakan sangat luas di berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan. Saat ini muncul keraguan dan perbincangan hangat mengenai potensi kecerdasan buatan untuk menggantikan peran tenaga kesehatan. Berbagai pendapat pro dan kontra muncul mengenai peran kecerdasan buatan untuk menggantikan tenaga kesehatan. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana potensi kecerdasan buatan untuk menggantikan peran tenaga kesehatan. Naskah ini merupakan tinjauan pustaka naratif. Artikel diambil dari jurnal yang berada di laman Google Scholar, PubMed, maupun Science Direct. Artikel yang dimasukkan ke dalam kriteria inklusi adalah dengan terbitan 5 tahun terakhir. Kecerdasan buatan hanyalah merupakan alat yang tidak akan menggantikan peran tenaga kesehatan dalam praktek kedokteran. Namun, dokter yang tidak menguasai kecerdasan buatan, akan digantikan oleh dokter yang paham akan seluk beluk kecerdasan buatan. Keunikan tenaga kesehatan yang tidak dimiliki kecerdasan buatan adalah hubungan psikologis antara manusia, pemahaman kontekstual, dan kemampuan berspekulasi/menggunakan pertimbangan khusus untuk kasus per kasus. Tenaga kesehatan dapat membaca bahasa tubuh (non-verbal) yang dikomunikasikan oleh pasien, termasuk pertimbangan dari segi ekonomi, budaya, sosial, dan faktor lingkungan. Di sisi lain, kecerdasan buatan hanya terbatas pada algoritma yang dimasukkan ke dalam bahasa pemrograman. Dengan demikian, kecerdasan buatan memiliki potensi untuk membuat keputusan yang tidak realistik untuk kasus yang tidak sesuai dengan algoritma. Simpulan: kecerdasan buatan tidak memiliki potensi untuk menggantikan peran tenaga kesehatan, terutama dari segi hubungan psikologis manusia, kemampuan mempertimbangkan (determinasi), dan pemahaman kontekstual kasus yang dihadapi.
Downloads
Copyright (c) 2024 Yuliana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.